Wednesday, December 10, 2014

ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM BROMELIN BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr)





ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM BROMELIN BUAH NANAS (Ananas comosus (L) Merr)


LAPORAN PROYEK

Oleh :
1.      Ahmad Solikin                  4411412048
2.      Siti Rofiatus Sa’adah        4411412043
3.      Andini DP                         4411412029
4.      Devi Dwi Jayanti              4411413002





JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014



KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa bahwa telah tersusun laporan penelitian proyek yang berjudul Isolasi dan Karakterisasi Enzim Bromelin Buah Nanas (Ananas Comosus (L) Merr). Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata Enzimologi.
Terima kasih kami sampaikan pada Dr.Drh. R. Susanti, MP dan Dr.Ari Yuniastuti,S.Pt. M.Kes yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan proyek kami. Selain itu, kami sampaikan pula rasa terima kasih dari rekan-rekan yang telah membantu penyusunan dan atas semua diskusi, saran, dan kritiknya sehingga tersusunnya laporan proyek kami.
Kekurangan dan ketidaksempurnaan baik isi maupun susunan yang ada dalam laporan ini, kami menyadari sepenuhnya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami nantikan demi penyempurnaan dan tercapainya penyusunan laporan proyek Enzimologi yang dapat memberikan manfaat.
Akhirnya, semoga laporan proyek Enzimologi ini bermanfaat khususnya bagi mahasiswa jurusan Biologi.


                                                               Semarang,      November 2014

 Tim Penyusun





PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal proyek ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilaksanakan.

Disetujui pada
Hari            :
Tanggal       :



          Pembimbing I                                                                  Pembimbing II

                                               
    Dr. drh R. Susanti M.P                                              Dr. Ari Yuniastuti, SPt, M.Kes.
NIP. 19690323 199703 2001                                          NIP. 19680602 199803 2002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Biologi


Andin Irsadi, S.Pd., M.Si.
NIP. 19740310 200003 1001
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.         Judul ............................................................................................. 1
2.         Latar Belakang............................................................................... 1
3.         Rumusan Masalah ......................................................................... 2
4.         Tujuan ........................................................................................... 2      
5.         Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
1.      Deskripsi Annanas camosus (L) Merr............................................. 3
2.      Enzim Bromelin.............................................................................. 5
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 8
1.        Waktu dan Tempat........................................................................ 8
2.       Alat dan Bahan  ............................................................................ 8
3.      Variabel Penelitian ......................................................................... 9
3.1              Variabel bebas ................................................................... 9
3.2              Variabel Terikat ................................................................. 9
4.      Prosedur Penelitian......................................................................... 9
4.1  Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko............. 9
4.2  Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas.............................. 9
4.3  Uji Aktivitas Enzim.................................................................. 10
4.3.1 Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim....... 10
BAB IV. DATA DAN ANALISIS DATA .................................................... 11
1.        Data Yang Diperoleh..................................................................... 11
2.        Analisis Data.................................................................................. 10
BAB V. PEMBAHASAN............................................................................... 14
1. Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas ..................................... 14
2. Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin......... 15       
BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 19
1.        Kesimpulan.................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 20
LAMPIRAN..................................................................................................... 21
















BAB I
PENDAHULUAN

1. Judul
  ISOLASI DAN KARAKTERISASI ENZIM BROMELIN BUAH NANAS
  (Ananas comosus (L) Merr)
2. Latar Belakang
Nenas (Ananas comosus (L) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang gemar dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Buah ini termasuk dalam golongan buah yang bersifat mudah atau rusak dan busuk, sehingga tidak tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Buah nenas banyak dimanfaatkan, baik dalam skala industri besar, menengah, kecil bahkan rumah tangga. Buah nenas dalam skala industri umumnya dimanfaatkan dalam pembuatan sari buah, jem, jelly, serta proses lainnya. Selain manfaat seperti yang disebutkan sebelumnya, buah nenas juga dimanfaatkan untuk diambil enzim bromelainnya.
Bromelin dapat diperoleh dari tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya (Hartadi, 1980).
Pemanfaatan enzim secara optimal dan efisien, baik untuk kepentingan penelitian maupun pemanfaatan industri, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi aktivitas enzim seperti pH, suhu, waktu inkubasi, konsentrasi enzim, dan konsentrasi substrat sehingga dapat diketahui nilai KM dan Vmaks enzim tersebut. Enzim mempunyai kisaran pH dan suhu tertentu yang memengaruhi kemampuan katalisisnya sehingga menyebabkan aktivitas enzim menjadi maksimum jika konsentrasi substrat dan enzim konstan (Lehninger, 1993).
3. Rumusan Masalah
3.1 Berapa pH serta waktu optimum inkubasi enzim bromelin buah nanas?
3.2 Bagaimana aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu           inkubasi optimum?
4. Tujuan
4.1 Menentukan karakteristik pH dan waktu inkubasi optimum enzim bromelin
      buah nanas
4.2 Mengetahui aktivitas enzim bromelin buah nanas pada pH dan waktu          inkubasi optimum
5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa memahami cara isolasi enzim khususnyya enzim bromelin buah nanas serta mahasiswa dapat mengetahui karakteristik enzim tersebut.










BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Deskripsi Annanas camosus (L) Merr.
Klasifikasi tanaman nanas menurut Prihatman (2000) adalah:
Kingdom      : Plantae
Divisio          : Spermatophyta
Class             : Angiospermae
Ordo             : Farinosae
Familia         : Bromiliaceae
Genus           : Ananas
Species         : Ananas comosus (L.) Merr
Buah nanas mengandung bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan daging. Dari berat 100 gram buah nanas kupas dan dibuat menjadi ekstrak sehingga dihasilkan 50 ml ekstrak nanas. Buah nanas yang masih hijau atau belum matang mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nanas segar yang sudah matang. (Aeni, 2009).






Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya. Buah nanas yang masih hijau atau belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nanas segar yang sudah matang.
Kata pineapple berasal dari pine cone, karena bentuk buahnya yang mirip dengan organ reproduksi tumbuhan konifer, dan apple, karena daging buahnya yang segar, renyah mirip dengan apel. Ananas comosus atau nanas merupakan buah tropis yang banyak terdapat di Brazil, Bolivia, Peru dan Paraguay, yang merupakan negara asli tumbuhan tersebut. Di Indonesia, pesebaran nanas banyak terdapat di Lampung, Riau, Bogor, dan Sadang. Tumbuhan nanas termasuk jenis semak, batangnya pendek, hanya sekitar 1 – 1,5 m, dengan dikelilingi oleh daun yang bulat pipih dan berduri di tepinya. Satu batang tumbuhan nanas mempunyai minimal 30 daun dengan panjang 30 – 100 cm.
Mata tunas yang terdapat pada buah nanas membentuk dua kelompok spiral yang saling terkait, delapan spiral pada arah yang satu, dan tiga belas spiral pada arah yang berbeda. Masing-masing kelompok menggambarkan bilangan Fibonacci.
Nanas membutuhkan 18 bulan untuk tumbuh hingga berbuah. Untuk memperoleh tanaman nanas, mahkota dari tumbuhan nanas yang lain ditanam dengan tangan. Setelah 1 tahun, akan muncul bunga kecil seperti pine cone berwarna merah muda. Dari bunga itulah akan muncul buah nanas. Nanas dipanen ketika sudah benar-benar masak. Untuk memastikan bahwa nanas tersebut sudah siap panen, kadar gulanya diperiksa terlebih dulu. Buah nanas yang sudah masak bisa langsung dimakan, biasanya disajikan sebagai makanan penutup, dalam bentuk irisan, maupun potongan berbentuk dadu, atau sebagai salad buah. Selain itu, nanas juga dapat disajikan dalam bentuk jus, wine, dan topping pizza khas Hawaii.
Varietas
Ada empat varietas nanas yang dijual di Amerika. Pertama, Smooth Cayenne, yaitu varietas Hawaii dengan berat rata-rata 3-5 pon, daging buah berwarna kuning pucat hingga kuning segar. Kedua, Red Spanish yang bentuknya hampir persegi dengan kulit yang lebih tebal, daging buahnya berwarna kuning pucat, dan lebih harum dibanding varietas pertama. Sugar Loaf, merupakan varietas yang paling umum, dengan berat mencapai 10 pon, daging buah berwarna agak putih, dan bonggol yang lunak. Dan Golden Supreme, rasanya lebih manis dibanding yang lain karena kandungan asamnya lebih sedikit, daging buahnya berwarna kuning keemasan dan lebih renyah. Sedangkan yang banyak terdapat di Indonesia adalah varietas Smooth Cayenne.
2 Enzim Bromelin
Bromelin merupakan campuran protease yang diisolasi dari tanaman nanas dengan nama latin Ananas comosus (Linn.) Merr. Jenis protease dalam bromelin adalah protease sulfhidril (Tochi, 2008: 513). Bromelin dimanfaatkan untuk pengempukan daging, obat gangguan pencernaan dan anti inflamasi. Enzim ini juga digunakan untuk aplikasi industri pada pelarutan protein gandum, penstabilan bir, produksi hidrolisat protein, dan penyamakan kulit. (Secor et al, 2005).
Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari sari atau batang nanas. Bromelin tergolong kelompok enzim protease sulfhidril. Bromelin memiliki kemampuan untuk memecah struktur molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino) (Winarno, 1986).
Ekstrak kasar enzim bromelin berupa campuran protein yang sangat encer. Akibatnya, bromelin dalam ekstrak kasar enzim ini mudah terdenaturasi sehinggakurang menguntungkan jika diaplikasikan sebagai enzim industri. Untuk mengatasi masalah tersebut umumnya dilakukan pemurnian dan amobilisasi enzim.
Aktivitas bromelin dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu bagian tanaman nanas sebagai sumber enzim, jenis substrat, inhibitor, dan jenis presipitan yang digunakan untuk pemurnian bromelin (Esih, 2006). Enzim bromelin yang diisolasi dari daging buah nanas matang memiliki aktivitas lebih tinggi daripada enzim bromelin yang diisolasi dari daun dan buah nanas mentah. Kondisi optimum reaksi enzimatis bromelin dari daging buah nanas matang dicapai pada pH 6,5 pada temperatur 500 C selama 20 menit. Aktivitas bromelin stabil pada rentang pH 2 sampai 9. Keberadaan Fe3+ dan Cu2+ dapat menurunkan aktivitas bromelin secara drastis. Oleh karena itu, adanya kelator ion logam seperti Na2-EDTA dengan jumlah yang tepat dapat meningkatkan aktivitas bromelin. (Priya et al, 2012)
Kecepatan katalisis akan semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi enzim. Tingginya konsentrasi enzim, akan mempengaruhi banyaknya substrat yang ditransformasi. Lamanya waktu kerja enzim juga mempengaruhi keaktifannya. Kecepatan katalis enzim akan meningkat dengan lamanya waktu reaksi (Ferdiansyah, 2005).





















BAB III
METODE PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014. Isolasi dan karakterisasi dilaksanakan di laboratorium Biologi Molekuler dan Biokimia Universits Negeri Semarang.
Alat dan Bahan
Alat:
No
Nama Alat
ukuran/Jumlah
1
Parutan
 1 buah
2
Setrifuge
 1 buah
3
Serbet
 1 buah
4
Pisau
 1 buah
5
Neraca analitik
1 buah
6
Gelas ukur
50mL/1 buah
7
Botol semprot aquades
1 buah
8
Tube
5
9
Mikropipet
2
10
Pipet tetes
2 buah
11
Batang pengaduk
1 buah
12
Cawan petri
2 buah
13
Spektofotometer
1 buah
14
Kuvet
5 buah
15
Shaker incubator
1 buah
16
pH indikator
5 buah


Bahan:
No
Nama Bahan
Ukuran/Jumlah
1
Nenas yang telah dikupas
 5 buah
2
Aquadest
100 mL
3
Ammonium sulfat (30%)
50 ml
4
Kasein
10 gr
5
Reagen biuret
20 ml
6
buffer fosfat
50 ml
7
NaOH 0,4 N
20 ml
8
NaOH
20 ml
9
HCl
10 ml
10
NaH2PO4
10 gr
11
Na2HPO4
10 gr

3 Variabel Penelitian
  3.1 Variabel Bebas
  Waktu inkubasi, pH
  3.2 Variabel Terikat
  Aktivitas enzim bromelin
4. Prosedur Penelitian
4.1 Pembuatan Larutan Stok Kasein dan Larutan Blanko
Larutan stok kasein dengan konsentrasi 5333 ppm (533.3 mg kasein dilarutkan dalam aquades yang telah dibasakan sebanyak 5 ml (100 ml aquades + 10 ml NaOH 0.4 N) lalu diencerkan dengan aquades sampai 100 ml). Blanko yang digunakan adalah 6 ml aquades yang ditambah dengan 4 ml reagen biuret.
4.2 Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
Enzim bromelin dari buah nanas diperoleh dengan cara memarut buah nanas sebanyak 5 buah sampai halus, hasil parutan buah nanas ini selanjutnya diperas sehingga diperoleh sarinya, kemudian disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Supernatan yang diperoleh diambil lalu diendapkan dengan menggunakan larutan ammonium sulfat 30% jenuh dengan perbandingan 1 : 4 (untuk memperoleh fraksi dengan pengendapan larutan ammonium sulfat  sebesar 30%) dan didinginkan dalam lemari es semalaman. Endapan yang terbentuk selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. Membuang supernatant yang terbentuk kemudian melarutkan pellet dengan buffer fosfat pH 7. Ekstrak enzim kasar diperoleh dengan perbndingan 1 : 10. Selanjutnya ekstrak kasar enzim disimpan dalam lemari pendingin suhu 4oC semalam.
4.3 Uji Aktivitas Enzim
4.3.1 Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin         
Ekstrak kasar enzim larutan stok kasein 5333 ppm, Buffer fosfat sesuai pH  diambil sebanyak 0,5 ml, 3,5 ml, 0,5 ml dengan perbandingan 1:7:1 kemudian  dimasukkan ke dalam Flakon ukuran 10 ml. Larutan dishaker dengan kecepatan 110 rpm selama 2, 4, 6 jam dengan suhu 55 oC. Setelah selesai inkubasi kemudian larutan diambil sebanyak 600 µl dan ditambah biuret 400 µl. Perbandingan ini sesuai blanko yaitu 6 ml aquades yang ditambah dengan 4 ml reagen biuret. Pengukuran absorbansi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang maksimum yang telah tercantum dalam jurnal yaitu sebesar 540 nm.









BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA

1. Data Yang Diperoleh
Tabel 1. Data Pengatan
No.
pH
Inkubasi 4 jam
Rata-
rata
Inkubasi 6 jam
Rata-
rata
Inkubasi 8 jam
Rata-
rata
P1
P2
P3
P1
P2
P3
P1
P2
P3
1.
6
0,338
0,318
0,315
0,323
0,297
9,293
0,288
0,292
0,273
0,208
0,291
0,280
2.
7
0,153
0,146
0,141
0,146
0,314
0,312
0,312
0,312
0,280
0,205
0,302
0,204
3.
8
0,289
0,290
0,294
0,291
0,321
0,315
0,316
0,317
0,282
0,280
0,275
0,279

2. Analisis Data
Persamaan garis antara konsentrasi kasein dan absorbansi yaitu:
Y = 0,000047x – 0,010199
Ikubasi 4 Jam
pH 6
y              = 0,000047x – 0,010199
0,323       = 0,000047x – 0,010199
0,333109 = 0,000047x
              X       = 7087,42 U/µl
                   = 7,51 U/ml
pH 7          
y              = 0,000047x – 0,010199
0,146       = 0,000047x – 0,010199
0,156109 = 0,000047x
              X       = 3321,46 U/µl
                   = 3,33 U/ml



pH 8       
y              = 0,000047x – 0,010199
0,291       = 0,000047x – 0,010199
0,301109 = 0,000047x
              X       = 6406,57 U/µl
                   = 6,40 U/ml
Ikubasi 6 Jam
pH 6
y              = 0,000047x – 0,010199
0,292       = 0,000047x – 0,010199
0,302109 = 0,000047x
              X    = 6427,85 U/µl
                = 6,42 U/ml
pH 7          
y              = 0,000047x – 0,010199
0,312       = 0,000047x – 0,010199
0,322109 = 0,000047x
              X    = 6853,38 U/µl
                = 6,85 U/ml
pH 8       
y              = 0,000047x – 0,010199
0,317       = 0,000047x – 0,010199
0,327109 = 0,000047x
              X    = 6959,76 U/µl
                = 6,95 U/ml
Ikubasi 8 Jam
pH 6
y              = 0,000047x – 0,010199
0,280       = 0,000047x – 0,010199
0,290109 = 0,000047x
              X    = 6172,53 U/µl
                = 6,17 U/ml
pH 7          
y              = 0,000047x – 0,010199
0,204       = 0,000047x – 0,010199
0,214109 = 0,000047x
              X    = 4555,51 U/µl
                = 4,55 U/ml
pH 8       
y              = 0,000047x – 0,010199
0,279       = 0,000047x – 0,010199
0,289109 = 0,000047x
              X    = 6151,26 U/µl
                = 6,15 U/ml

Tabel 2. Unit Aktivitas Enzim
No.

Wkt

pH
4 jam
6 jam
8 jam
1
6
7,08
        6,72
6,17
2
7
3,32
6,85
4,55
3
8
6,4
6,95
6,15



BAB V
PEMBAHASAN

1. Isolasi Enzim Bromelin Kasar Buah Nanas
Buah nanas yang telah dihilangkan kulit buahnya, diparut dan diperas untuk memperoleh sari buahnya. Sari buah nanas kemudian disentrifuse pada kecepatan 3000 rpm selama 20 menit untuk memisahkan supernatan dari ampasnya. Supernatan berwarna kuning, dipisahkan dari endapan yang juga berwarna kuning.
Selanjutnya, Supernatan yang diperoleh diambil lalu diendapkan dengan menggunakan larutan ammonium sulfat 30% jenuh dengan perbandingan 1 : 4  (untuk memperoleh fraksi dengan pengendapan larutan ammonium sulfat jenuh sebesar 30%) dan didinginkan dalam lemari es semalaman. Pengendapan enzim dengan penambahan garam didasarkan pada pengaruh yang berbeda-beda dari konsentrasi garam yang ditambahkan terhadap kelarutan enzim. Pengendapan tersebut dipengaruhi oleh konsentrasi dan jumlah muatan tiap ion dalam larutan. Penambahan amonium sulfat berpengaruh terhadap protein yang terendapkan selama proses pemurnian. Ion-ion garam amonium sulfat akan berkompetisi dengan protein untuk menarik molekul air. Ion-ion garam memiliki kelarutan yang lebih besar dibandingkan protein sehingga ion garam akan menarik molekul air yang mengelilingi protein enzim. Protein enzim akan berinteraksi membentuk gumpalan dan mengendap. Pada konsentrasi tinggi, terjadi peningkatan muatan listrik di sekitar protein, yang akan menarik mantel air dari koloid protein. Peristiwa hidrofobik antarmolekul protein pada suasana ionik tinggi akan menurunkan kelarutan protein. Peristiwa tersebut dikenal dengan salting out.Garam yang paling efektif adalah garam yang memiliki muatan anion ganda seperti sulfat, fosfat dan nitrat. Garam ammonium sulfat paling banyak digunakan untuk pemurnian enzim karena sifat kelarutannya yang tinggi dalam air dan tidak mengganggu bentuk dan fungsi enzim.
Penambahan buffer fosfat pH 7 adalah untuk menjaga serta mempertahabkan pH ekstrak kasar enzim agar tetap stabil pada masa pengendapan dengan ammonium sulfat semalaman.
2. Pengaruh Waktu dan pH terhadap Aktivitas Enzim Bromelin         
Kesein pada berbagai pH yaitu 6,0; 7,0 dan 8,0 dengan menambahkan NaOH atau HCl, Penambahan buffer tersebut untuk mempertahankan pH yang kemungkinan besar akan berubah saat inkubasi. Larutan buffer yang digunakan adalah buffer fosfat, karena memiliki range pH sesuai dengan pH yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu pH antara 5-8. Kasein merupakan protein susu yang terdiri dari fosfoprotein yang berikatan dengan kalsium membentuk garam kalsium yang disebut kalsium kalseinat.
Enzim bromelin nanas termasuk protease sulfhidril dengan karakteristik memiliki residu sulfhidril pada sisi aktif. Pengaruh waktu inkubasi terhadap aktivitas enzim protease bergantung pada reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease. Pada penelitian ini didapatkan waktu inkubasi optimum adalah 4 jam. Jika waktu inkubasi dibawah waktu inkubasi optimum, maka reaksi hidrolisis substrat oleh enzim protease belum sempurna sehingga nilai aktivitas enzim yang didapat kecil. Sedangkan   pada   waktu   inkubasi   diatas waktu optimum dapat menurunkan perolehan produk hasil aktivitas enzim. Penyebabnya dapat diakibatkan oleh pengaruh lingkungan yang menggangu proses enzimatik sehingga hasil hidrolisis enzim        yang terbentuk menurun.
Reaksi     enzim     dipengaruhi     oleh     pH. Peningkatan pH sebelum titik optimum menyebabkan terusnya meningkatnya aktivitas enzim, sampai seluruh tapak enzim berikatan dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat. Sebaliknya peningkatan pH di atas batas optimum kerja enzim menyebabkan kerja enzim menurun, karena terjadi denaturasi enzim atau perubahan  struktur  tiga  dimensi  molekul  enzim. Denaturasi ini akan menyebabkan menurunnya fungsi katalitik enzim karena struktur enzim tidak sesuai lagi dengan molekul substrat.
Uji Biuret ini untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus asam amino. Fungsi pereaksi NaOH dan CuSO4 adalah untuk membuat suasana larutan menjadi basa sehingga dihasilkan suatu senyawa kompleks berwarna ungu sebagai deteksi atau penentuan kuantitatif peptida dalam larutan protein. Semakin tinggi absorbansi maka semakin tinggi aktivitas enzim. Hal ini terjadi karena pada nilai absorbansi tinggi maka warna ungu yang dihasilkan semakin pekat. Warna ungu yang semakin pekat menandakan bahwa enzim telah menghidrolisis kasein menjadi molekul-molekul asam amino.
Suatu peptida yang mempunyai dua buah ikatan peptida atau lebih dapat bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana basa dan membentuk suatu senyawa kompleks yang berwarna biru ungu. Reaksi ini dikenal dengan nama Reaksi Biuret. Munculnya warna ungu atau merah muda akibat adanya persenyawaan antara Cu++ dari reagen biuret dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air.
Gambar 1. Kasein


Gambar 2. Reaksi Biuret

Pada table 2 diperlihatkan bahwa pada pH 6 dalam waktu inkubasi optimum aktivitas enzim cenderung meningkat dan mencapai optimum dengan nilai aktivitas sebesar 7,08 U/ml. Pada kondisi pH tersebut tapak aktif enzim sudah seluruhnya berikatan dengan substrat membentuk kompleks enzim-substrat.


Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan hasil dari kelompok kami memang belum sesuai dengan jurnal acuan.
Berikut merupakan faktor kesalahan (human error):
1.      Enzim masih berupa ekstrak kasar sehingga masih terdapat beberapa molekul protein non enzim yang menyebabkan aktivitas enzim kurang optimal
2.      Perlakuan enzim tidak bisa dilakukan dalam satu hari sehingga menghasilkan absorbansi yang berbeda
3.      Nanas yang digunakan masih terlalu muda sehingga enzim yang dihasilkan masih terlalu sedikit.






















BAB VI
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
1.      Enzim bromelin nanas bekera pada pH optimum 6 dengan waktu inkubasi  4 jam
2.      Aktivitas enzim bromelin buah nanas paling tinggi yaitu 7,08 U/ml pH 6 dengan waktu inkubasi 4 jam




















DAFTAR PUSTAKA

Aeni, E. N. 2009. Kutu Putih (Hemiptera: Pseudococcidae) pada Tanaman Nanas (Ananas Comosus (Linn.) Merr.) di Desa Bumihayu Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Asryani, D. M. 2007. Eksperimen Pembuatan Kecap Manis dari Biji Turi dengan Bahan Ekstrak Buah Nanas. Skripsi. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Esih, P. 2006. Pengaruh Jenis Presipitan Pada Proses Isolasi Enzim Bromelin dari Buah Nanas terhadap Aktivitas Proteolitik Enzim Pada Hidrolisis Kasein, (Online), http://www.digilib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak- 20247416.pdf. diakses 20 Oktober 2014.
Ferdiansyah, V. 2005. Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga pada Imobilisasi Enzim Protease. Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gautam, S. S., Mishra, S. K., Dash, V., Goyal, A. K. & Rath, G. 2010. Comparative Study of
Hartadi H, 1980. Komposisi Bahan Makanan Indonesia : Data Ilmu Makanan Untuk Indonesia. Yogyakarta. UGM.
Lehninger Albert, 1993. Dasar-dasar Biokimia, Alih bahasa Meggy Thenawijaya Penerbit Erlangga, Jakarta.
Prihatman, K. 2000. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. Badan perencanaan dan Pembangunan Nasional. Jakarta.
Priya, S. P., Jayakumar., Mathai, V., Chintu & Babu, S. 2012. Immobilization and Kinetic Studies of Bromelain: A Plant Cysteine Bromelin From Pineapple (Ananas comosus (L) Merr) Plant Parts. Int J Med Health Sci., 1 (3): 10-16.
Secor Jr, E. R., Carson VI, W. F., Cloutier, M. M., Guernsey, L. A., Schramm, C. M.,  Wu, C. A. & Thrall, R. S. 2005. Bromelain Exerts Anti-Inflammatory Effects in An Ovalbumininduced Murine Model of Allergic Airway Disease. Cell Immunol., 237 (1): 68-75.
Winarno, F. G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
LAMPIRAN

0 comments:

Post a Comment

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com