well, untuk readers tercinta berikut aku akan berbagi mengenai "transformasi". jadi sebenernya topik ini aku ambil dari tugas story telling mikrobiologi waktu masih semeter 4, jadi silahkan menikmati readers tercinta dan semoga bermanfaat :)
TRANSFORMASI
By:
Siti Rofiatus S
4411412043
Para ilmuwan rekayasa genetika gemar melakukan eksperimen dengan
‘menggunting’, ‘menyambung’ dan ‘menempelkan’ fragmen-fragmen DNA, kemudian
memasukkannya ke dalam sel makhluk hidup seperti bakteri, fungi, tanaman dan
juga hewan untuk dilihat bagaimana efek dari DNA yang dimasukkannya itu. Pada
tahun 1928 ketika Frederick Griffith sedang mencari vaksin untuk melawan
bakteri penyebab pneumonia yaitu Streptococcus pneumoniae. Saat itu ia dibuat
heran ketika strain bakteri S. pneumoniae yang tidak virulen dapat berubah
menjadi virulen setelah kontak dengan strain yang virulen yang sudah mati. Kok
bisa? apa yang menyebabkan perubahan itu? Pertanyaan ini baru menemukan titik
terang ketika tahun 1944, Oswald Avery, Coling MacLeod & Maclyn McCarty
mengisolasi DNA genom bakteri dari strain yang virulen dan mentransformasinya
ke strain bakteri non virulen, hasilnya dapat ditebak, bakteri non virulen tadi
berubah menjadi virulen.
Transformasi DNA merupakan salah satu metode
untuk memasukkan DNA ke
dalam sel bakteri (Cowell & Austin 1997). Metode ini sekarang secara
luas dipakai untuk mentransfer plasmid kecil dari satu galur bakteri ke galur lainnya (Hanahan 1983). Prinsip dari
transformasi adalah dengan ekstraksi DNA dari sel donor, kemudian dicampur dengan sel resipien yang telah dibuat rentan
terhadap masuknya molekul DNA melalui pori atau
saluran dalam dinding dan membran sel (Cowell & Austin 1997).
Transformasi
adalah ekspresi materi genetik asing yang masuk melalui dinding sel. Pada
dasarnya dinding sel berfungsi melindungi sel dari masuknya benda-benda asing
termasuk DNA, tapi dalam kondisi tertentu, dinding sel ini bisa memiliki
semacam celah atau lubang yang bisa dimasuki DNA. Sebetulnya ada lebih dari 1%
spesies bakteri mampu melakukan transformasi secara alami. Dimana mereka
memproduksi protein-protein tertentu yang dapat membawa DNA menyeberangi
dinding sel. Sedangkan di laboratorium, kita dapat membuat suatu bakteri
menjadi kompeten (istilah untuk bakteri yang siap bertransformasi), misalnya
dengan mendinginkannya pada larutan yang mengandung kation divalen seperti Ca2+
untuk membuat dinding sel menjadi permeable dan dapat dilalui oleh DNA plasmid.
Dengan melakukan teknik ‘heat-shock‘ mendinginkan, memanaskan dan mendinginkan
kembali bakteri, maka DNA dapat masuk ke dalam sel. Teknik ini ditemukan oleh
trio peneliti Stanley Cohen, Annie Chang, Leslie Hsu pada tahun 1972.
Selain teknik
‘heat-shock’, sejak tahun 1980 telah digunakan teknik ‘elektroforasi’ yaitu
dengan mengejutkan sel bakteri dengan medan listrik berkekuatan tinggi (10-20
kV/cm). Saking terkejutnya, akan terbentuk lubang-lubang pada dinding sel yang
bisa diterobos DNA plasmid berukuran besar dan kemudian lubang tersebut akan
tertutup dengan sendirinya.
Transformasi alami biasanya melibatkan DNA rantai lurus (linear) sedangkan transformasi artifisial melibatkan DNA rantai melingkar (plasmid).
Transformasi alami biasanya melibatkan DNA rantai lurus (linear) sedangkan transformasi artifisial melibatkan DNA rantai melingkar (plasmid).
Cara Gen Ditransformasi
Umumnya transformasi bertujuan
mengekspresikan suatu gen tertentu di dalam sel inang. Agar gen yang berupa
fragmen DNA (biasa disebut insert) ini dapat masuk, ia harus dibuat menjadi DNA
plasmid dulu dengan menyisipkannya pada suatu DNA vektor. Berikut ini
tahapan-tahapan insersi gen ke plasmid/vektor. Anda juga dapat melihat teknik
ini selengkapnya di sini.
Bagaimana Memastikan Transformasi Berhasil?
Setiap sel termasuk bakteri
memiliki sistem pertahanan diri terhadap benda asing termasuk DNA. Jika sel
bakteri menemukan adanya DNA asing, maka enzim restriksi sebagai penjaga
benteng akan memotong-motong DNA tersebut hingga menjadi pendek dan tak
berfungsi lagi. Agar DNA plasmid yang ditransformasi tidak dicincang oleh enzim
restriksi, maka ia harus memiliki bagian yang dinamakan ori atau origin of
replication yang dikenali oleh bakteri yang bersangkutan. Ori ini berfungsi
‘mengelabui’ bakteri agar tidak menganggapnya sebagai DNA asing. Ori juga
merupakan signal agar bakteri tersebut melakukan replikasi alias penggandaan DNA
plasmid secara independen seiring dengan replikasi DNA genomnya.
Bagaimana cara mengetahui
bakteri yang sudah dimasuki plasmid dengan bakteri yang tidak dimasuki plasmid?
Cara yang paling umum adalah
dengan seleksi antibiotik. Pada umumnya bakteri tidak dapat hidup pada media
yang mengandung antibiotik. Untuk itu pada DNA plasmid yang di transformasikan
harus ada gen penyandi antibiotik resisten agar bakteri hostnya menjadi tahan
hidup di media yang mengandung antibiotik. Jadi bakteri yang tidak berhasil
disusupi oleh plasmid akan mati dengan sendirinya.
Bagaimana membedakan antara
bakteri yang plasmidnya memiliki insert atau tidak?
Karena yang namanya reaksi
ligasi tidak akan 100% berhasil menyambungkan vektor dan insert. Bisa saja
terjadi vektor berligasi sendiri (vector self-ligation), atau justru insert
yang berligasi sendiri (insert self-ligation). Insert biasanya disisipkan di
pertengahan gen lacZ yang merupakan penyandi lacZ-å subunit dari enzim
ß-galactosidase, subunit lainnya, yaitu lacZ-w subunit dihasilkan oleh gen yang
terdapat pada kromosom bakteri host-nya. Enzim ini dapat memecah substrat
seperti X-gal (suatu galaktosa yang dimodifikasi) menjadi galaktosa dan
pre-chromophore 5-bromo-4-chloro-3-hydroxyindole, yang selanjutnya dioksidasi
menjadi 5,5′-dibromo-4,4′-dichloro-indigo yang berwarna biru.
Jika gen LacZ ini masih utuh,
maka koloni bakteri akan berwarna biru akibat pengaruh zat warna indigo yang
dihasilkan. Tetapi jika insert berhasil disisipkan (diligasikan) dengan vektor,
otomatis gen lacZ-nya akan terdisrupsi alias rusak dan ujung-ujungnya tidak
mampu menghasilkan indigo yang berwarna biru, sehingga koloni bakteri akan
berwarna putih. Jadi hanya koloni putih yang tumbuh pada media yang mengandung
antibiotik dan X-Gal sajalah yang kemungkinan mengandung gen yang di
transformasikan. Inilah yang dinamakan seleksi biru-putih.
Referensi
http://sciencebiotech.net/transformasi-ekspresi-gen-asing-dalam-sel-bakteri/ dipublikasikan oleh yepy hadi rustam. diakses pada hari sabtu
tanggal 19 april 2014 pukul 12.22 WIB.
http://sajidan.staff.fkip.uns.ac.id/2011/02/28/transformasi-ekspresi-gen-asing-dalam-sel-bakteri/ dipublikasikan oleh Prof.Dr.rer.nat.Sajidan,M.Si.
diakses pada hari sabtu tanggal 19 april 2014 pukul 12.43 WIB.
0 comments:
Post a Comment